Rabu, 03 Oktober 2012

Heyho!




Assalamu’alaikum bloggers!



Yeah, akhirnya setelah mendaki gunung, melewati lembah hingga sungai mengalir indah ke samudera (oke kepanjangan) jadi juga deh blog -ku
Sebenarnya, sih. Tujuanku buat blog ini adalah untuk menyalurkan bakat terpendamku di bidang menulis sekalian untuk numpahin segala isi dan unek-unek yang aku simpan di otak selama ini. Tenang aja, blog ini nggak akan aku gunain untuk curhat atau galau-galauan kok, swear!

Disini aku akan sharing tentang pemikiranku terhadap masa depan bangsa ini, khususnya Masa Depan Pendidikan Bangsa Indonesia *tsaaah*
Karena, jujur, aku tertarik untuk mengulas hal-hal, fakta dan juga opini tentang pendidikan di Indonesia, even it’s good or bad.

Aku tahu mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia banyak yang mengelu-elukan pendidikan berbasis luar negeri daripada pendidikan bangsanya sendiri. Dan juga masih banyak masyarakat yang lebih melihat, mencontoh bahkan mengidam-idamkan pengajaran budaya barat daripada budaya sendiri. Nggak munafik, aku juga pernah kok merasa seperti itu, aku juga pernah merasa bahwa pendidikan Indonesia ini nggak banget. Namun ibarat kata nih ya, disetiap hitam pasti ada putih. Aku sadar, untuk melihat pelangi, kita harus melewati hujan dulu. Begitu juga dengan dunia pendidikan Indonesia, nggak selamanya yang terpuruk tetap jadi terpuruk. Bangsa Indonesia punya banyak hal yang dapat dibanggakan dalam bidang pendidikan, kok.

Disini, aku berharap bisa menyadarkan teman-teman bahwa pendidikan Indonesia patut diperhitungkan dimata dunia. Ayolah, siapa sih yang mampu memajukan bangsanya sendiri kalo bukan kita? So, mulai dari sekarang, kita pemuda Indonesia harus bergotong royong untuk membawa pendidikan bangsa ini ke arah yang lebih terang. Jangan Cuma bicara kalau kita nggak bisa bertindak. Aku yakin, selama kesempatan ada, perubahan juga pasti ada. Tergantung kita-nya yang menentukan, kearah positif, atau ke arah negatif-kah pendidikan bangsa ini akan kita bawa.


Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis.”- Aristoteles



Setelah makan, pendidikan merupakan kebutuhan utama rakyat.”- Danton



Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di Republik ini adalah "dosa" setiap orang terdidik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan.”- Anies Baswedan


Yap... sekian dulu postingan kali ini. Aku harap ada sedikit pencerahan dipikiran teman-teman tentang unek-unekku diatas. Cukup dulu ya, aku mau siap-siap ke sekolah. Ready to enjoy this day karena masaku di SMA hanya tinggal hitungan bulan lagi, harus bener-bener nikmatin deh pokoknya daripada ntar nyesel, hehehe. See ya in the next post!


Kimia, Matematika, Fisika, I’M READYYYYY!
Akbar Esa Sabilillah

Indonesia Bangga




Hellooooo Blogosphere!
Sesuai dengan judul blog kali ini, aku bakal sharing ke teman-teman semua beberapa prestasi yang telah ditoreh oleh pemuda-pemudi Indonesia dari tingkat propinsi sampe ke tingkat dunia! Wow! Langsung aja yuk kita lihat!


Robot Penyiram Tanaman dari Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Penaruban, Kecamatan  Kaligondang, Purbalingga.



IMO (International Mathematics Olympiad)
      RI Raih Perak, Perunggu Olimpiade Matematika Internasional
      Tim Olimpiade Matematika Indonesia meraih medali perak,dan dua perunggu serta dua penghargaan "honorable mention" pada International Mathematics Olympiad (IMO 2008) yang berlangsung di Madrid dari tanggal 10 hingga 22 Juli






 
       International Biology Olympiad(IBO)
      Indonesia Rebut Dua Perak di Olimpiade Biologi
      Indonesia meraih dua medali perak dan dua perunggu dalam ajang Olimpiade Biologi Internasional (International Biology Olympiad, IBO) ke-19, yang berlangsung pada 13–20 Juli 2008, di Mumbai, India. Medali perak disumbangkan Anugerah Erlaut (siswa kelas XI SMA Kharisma Bangsa, Tangerang) dan I Made Dwi Ariawan (siswa kelas XII SMAN 1 Tabanan, Bali).Sedangkan, dua medali perunggu disumbangkan Yanuar Dwi Putra (siswa kelas XII SMA Semesta Semarang, Jawa Tengah)dan Satria Cahya Pamungkas (siswa kelas XI SMAN 9 Yogyakarta)

   

International Olympiad Astronomy & Astrophysic (IOAA)
Indonesia Raih Empat Emas di Olimpiade Astronomi 2008
      Dua Tim Indonesia meraih empat medali emas, tiga perak dan dua perunggu pada International Olympiad Astronomy & Astrophysic (IOAA) ke-2 Tahun 2008 yang ditutup di Sasana Budaya Ganesa ITB Kota Bandung,


   



International Chemistry Olympiad (ICHO)
Indonesia Raih Medali Olimpiade Kimia Internasional.
Tiga dari empat pelajar Indonesia meraih satu medali emas, satu perak dan satu medali perunggu dari Olimpiade Kimia Internasional di Budavest, Hungaria yang berlangsung pada 12 Juli hingga 21 Juli 2008 lalu.








         IPHO (International Physics Olympiad)
      Indonesia Raih Dua Emas IPhO ke-39
      Senin, 28 Juli 2008-Medali emas itu diraih Kevin Winata dari SMAK BPK Penabur 1 Jakarta dengan skor 40,73 dan Rudy Handoko Tanin dari SMA Sutomo 1 Medan dengan skor 33,30.Sementara itu, Thomas Aquinas Nugraha Budi dari SMAN 78 Jakarta dan Adam Badra Cahaya dari SMAN 1 Jember meraih medali perak. Sedangkan Tyas Kokasih dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, mendapat medali perunggu.


    
      

       ISTE (International Science and Technology Exhibition)
            Karier seorang Dokter di masa depan sepertinya akan sedikit terancam. Pasalnya, sebuah perangkat lunak yang disebut Virtual Doctor diyakini dapat menggantikan peran seorang dokter. Program tersebut dapat menentukan jenis penyakit maupun memberikan resep obat hanya hitungan menit. Namun siapa yang tahu, bahwa penemu Virtual Docter merupakan anak SMA. Ya, dia adalah M Ironnanda Kurnia Jabbar dan Dirgantara Reksa Ginanjar.Mereka merupakan siswa SMA Pribadi, Jawa Barat. 
              Ciptaan tersebut dibuktikan pada ajang International Science and Technology Exhibition, pada 28 Oktober sampai 1 November 2008, di Puerto Allegro, Brasil. Tidak tanggung-tanggung, kedua remaja ini langsung menyabet emas dalam ajang tersebut. Alhasil, beasiswa hingga jenjang S3 sudah diraih kedua siswa ini.

          DREAMLINE DESIGN COMPETITION
              'The dream stick' atau alat bantu jalan berupa tongkat yang ditujukan bagi penderita tunanetra meraih medali perak dalam lomba karya ilmiahyang diadakan 11-13 April 2009 di Ankara, Turki. Tongkat tersebut diciptakan oleh dua siswa kelas dua SMA Semesta Yossy Amiko Subagia dan R. Aqsa Aditya Gunadarma.
        
              
                Sebenernya masih banyak BANGET prestasi-prestasi anak-anak Indonesia selain ini. Artikel yang ku kasih diatas baru segelintir loh, wuih hebat, kan? 
                
                Jadi, apakah kamu masih meremehkan Pendidikan di Indonesia? Aku harap udah nggak lagi ya, karena aku-pun yakin. suatu hari nanti Pendidikan Masa Depan Indonesia akan secerah pendidikan dari belahan dunia lain. 
               
Suatu hari kamu pasti akan melihat betapa hebatnya pendidikan Indonesia yang sedang kita bangun bersama-sama sekarang. 
   
    Wassalam,
    Akbar Esa Sabilillah


Renungan buat Kita




Hei Bloggers! Gimana kabarnya? Masih semangat kan untuk terus memajukan pendidikan di bangsa kita? Pastinya dong :)
Yeah disini aku bakal sharing beberapa gambar buat kalian tentang keteguhan teman-teman kita untuk menggapai ilmu. Semoga beberapa gambar ini dapat membuat kita semua sadar akan pentingnya pendidikan dan nggak ngeluh lagi kalo sekolah yah :)))


                             Anak dari desa Sapansalak, Solsel. Mereka harus melewati hutan belantara untuk bisa ke sekolah



Disini, perpustakaan senyaman dan sekeren apapun tetep aja sepi pengunjung. Lihat mereka, perustakaan dengan diatapi seng dan terbuka tetap nggak menjadi alasan untuk males membaca


Lihat para penerus Kartini yang bangga ke sekolah!


 Bolmong, Sulawesi Utara. Ruang kelas kita yang udah berAC aja masih bikin males ke sekolah, tapi lihat mereka! Mereka tetap semangat demi menggapai cita-cita.


Bisa kamu bayangin kalo perjalananmu untuk ke sekolah harus seperti ini? Apakah kamu akan tetep semangat seperti mereka?


"Janganlah lagi Anda mencari-cari alasan untuk menjadikan penundaan dan keraguan Anda seperti sesuatu yang benar. Tidak ada hidup yang bisa menjadi benar, jika diisi dengan penundaan dari tindakan yang benar. Buktikanlah kasih sayang Anda kepada diri sendiri dan kepada mereka yang menyandarkan harapan baiknya kepada baiknya keputusan Anda. Jadilah pribadi yang ringan dan mudah untuk melakukan yang diketahuinya harus dilakukannya. Jadilah pribadi yang membanggakan."- Mario Teguh


“Senjata yang paling ampuh di muka bumi ini adalah jiwa manusia yang penuh dengan semangat.”- Ferdinand Foch



With all the love,
Akbar Esa Sabilillah



Perbedaan Guru Jaman Dulu dan Sekarang




Hey Blogs! Karena sebelumnya aku posting tentang hal yang berbau serius, sekarang kita refreshing dikit deh dengan menambah wawasan tentang PERBEDAAN GURU ZAMAN DULU DAN SEKARANG. Cekidot!



Segala sesuatu yang ada di dunia pasti tak luput dari yang namanya kekurangan. Sama halnya dengan profesi guru. Entah itu guru zaman sekarang ataupun zaman dahulu semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Nah, kali ini saya akan berbicara mengenai 5 Perbedaan Guru Dulu dan Sekarang. Hal apa sajakah yang membedakan guru Zaman Dulu dan Sekarang ? ini dia ..

1.Cara Mengajar

Cara mengajar yang diterapkan oleh guru zaman dulu umumnya adalah dengan menggunakan penjelasan yang bertele-tele, yang sepertinya setiap kata yang ada di buku itu dibaca. Dengan metode ini, pengetahuan yang diterima siswa hanya bersumber dari sang guru saja.

Sedangkan guru zaman sekarang lebih sering hanya menjelaskan secara singkat materinya, lalu mempersilahkan para siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Dengan cara ini, siswa jadi terpacu untuk mengembangkan pengetahuannya di luar sekolah. Misalnya dengan browsing di Internet, mengikuti kursus, dan lain sebagainya. Pengetahuan yang didapat pun akan semakin banyak.

2.Cara Menasihati Siswa

Cara menasihati siswa yang dilakukan oleh guru-guru zaman dulu adalah dengan kalimat- kalimat yang biasanya kasar. Seperti menyinggung kondisi ekonomi keluarganya, penampilannya, dan lain sebagainya. Hal ini akan membuat para siswa saat itu menjadi berfikir keras agar tidak akan diledek oleh guru-guru mereka.

Perlakuan berbeda dilakukan guru zaman sekarang. Mereka biasanya menasihati para murid hanya dengan nasihat-nasihat yang halus dan tidak sampai menyinggung perasaan murid tersebut. Cara ini kurang efektif karena murid kadang-kadang hanya mendengarkan di telinga kanan dan keluar di telinga kiri.

3.Cara Berinteraksi Diluar Kelas

Guru-guru zaman dulu dengan gaya mengajarnya kaku, diluar kelas apabila disapa oleh murid nya, mereka hanya tersenyum lalu berlalu begitu saja. Karena dalam diri mereka, ada suatu doktrin yang menjelaskan bahwa ada garis pemisah antara guru dan murid. Jadi, sang murid harus sangat menghormati gurunya.

Sedangkan guru zaman sekarang lebih luwes dalam berinteraksi diluar kelas. Misalkan saja ada murid-muridnya yang menyapa, mereka akan tersenyum lepas dan kadang-kadang justru bercanda dengan murid-muridnya itu. Seakan akan tidak ada garis batas antara murid dan guru. Guru pun bisa dijadikan tempat untuk mencurahkan segala isi hati kita (curhat) tentang sekolah maupun kehidupan sehari-hari kita.

4.Penggunaan Teknologi

Ketika zaman dulu, yang mana saat itu teknologi belum secanggih sekarang ini, seorang guru apabila ingin menjelaskan materinya, hanya dengan menggunakan kapur dan papan tulis kayu saja. Atau bila dengan alat bantu, paling jauh hanya menggunakan peta untuk pelajaran geografi.

Hal yang sangat berbeda dilakukan oleh guru zaman sekarang. Guru sekarang lebih senang menuliskan materi ajarnya di sebuah file presentasi yang nanti hasilnya bisa ditampilkan di layar menggunakan LCD proyektor. Disamping lebih praktis, cara ini bisa membantu para siswa untuk mengetahui lebih detail suatu gambar/objek/benda.

5.Pemberian Nilai

Pemberian nilai yang dilakukan oleh guru zaman dulu adalah selain nilai asli, ada nilai yang diambil secara subyektif oleh guru tersebut. Hal-hal yang dinilai antara lain adalah kesopanan, etika, dan keantusiasan siswa tersebut dalam mendalami materi yang diajarkan guru tersebut. Sehingga dengan cara itu, nilai siswa benar-benar asli sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa tersebut.

Berbeda dengan guru zaman sekarang. Kebanyakan guru zaman sekarang hanya mengisi kolom nilai seorang murid hanya dari hasil rata-rata ulangan ditambah tugas, dan keaktifannya dalam bertanya ataupun menjawab. Sehingga tidak jarang nilai yang muncul di rapor tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya dari murid tersebut.

Guru zaman dahulu dan zaman sekarang ternyata memiliki perbedaan yang sangat menonjol, dan ini menunjukkan ciri khas masing-masing guru. Nah, alangkah lebih baik, apabila hal yang baik di masa lalu diterapkan di masa kini dan hal yang buruk dijadikan pelajaran. Well, bagaimana Sobat Bloggers ? setujukah dengan opini diatas ?